Jumat, 22 Maret 2013

Posted by Unknown | File under :
Bekal yang aku bawa saat aku disini hanya ucapan mama yang masih terselip di dengingan telingaku.. 

"Belajar yang bener nduk, hidup itu keras. 
Opo meneh neng Jakarta. Harus banyak ati - ati nduk.
Kalau sayang sama mama sama ayah yo lakukan 
yang terbaik, ojo sampe ngecewak'e. 
Tenan yo?" 

Masih jelas sekali pembicaraan itu terlantun ketika sore hari aku duduk bersamanya berceloteh tentang kehidupan. 

Kenapa sosok mama? Mama itu sosok yang luar biasa buat aku. Awalnya memang kami tidak pernah dekat, tetapi semenjak aku kuliah ia mulai mendekatkan dirinya dan perannya terhadap aku, bahwa dia adalah IBU.
Ia adalah seseorang yang sangat pantang menyerah. Hidup bukan dari kalangan berada, tetapi low life, benar - benar low, tetapi dengan motivasi dan semangat yang kuat ia mencoba untuk merubah dunia, merubah nyawanya supaya bisa menjadi daging yang utuh. Dan apa? Ia, dia berhasil. Aku pun ingin sepertinya, yang tetap menerbitkan kesederhanaan, kerendah hatian, dan kejujuran. 

Papa juga sosok yang luar biasa yang mendorong aku menjadi wanita yang berpribadi dan berprinsip. Sama. Ia adalah seseorang pekerja keras bagi keluarga, bertanggung jawab, sangat mencintai kejujuran dan keterbukaan, memiliki kedisiplinan yang tinggi, sayang keluarga terutama aku, adik laki-lakiku dan mamaku.
Papa juga tak lupa berpesan banyak hal tentang sebuah kehidupan. Ia sempat bertanya lagi : 

"Kamu yakin disana? Keras lho nak disana itu. 
Ayah takut kamu bla bla bla bla..." 

Biasa. Itu hal biasa yang di lakukan oleh seorang ayah. Ia hanya ingin anak putri tunggalnya ini dapat memberikan contoh yang baik dan benar untuk orang sekitarnya, terutama untuk semua keluargaku, saudara - saudaraku. Aku mengerti mereka butuh tuntunan yang benar dariku, walaupun aku bukanlah kakak dari semua sepupuku, tetapi setidaknya aku bisa memberikan contoh untuk mereka. Contoh yang berguna dan bermanfaat. 

Terlintas sejenak tentang di pikiranku saat ini. Lantas apa yang aku dapat selama ini? 
BELUM! 
Belum ada. Tetapi, aku sedang berusaha lho, sedang mengusahakan yang seharusnya memang tidak perlu di usahakan. Ini aku yang meminta, bukan mereka. Maka, aku harus bisa. HARUS. 
Hindari malas. Hindari marah. Hindari Egois. Hindari dendam. Hindari keras kepala. Hindari jahat. Hindari benci. Hindari murka. Hindari hal - hal yang membuat aku menjadi tumbang, tumbang di posisi ini.

Teringat pesan mama, dan ke khawatiran ayah. Aku pun merasakannya. 
Terlintas di benakku saat ini bagaimana arti sebuah belajar bagi setiap sudut kehidupan seseorang. Dan aku memaknainya sekarang. Benar - benar terserap.

Ternyata, berbeda. Oh, benar - benar berbeda. Selamat datang dunia, selamat datang masalahku, dan selamat datang kehidupanku yang baru. Benar - benar baru. :) 


22 Maret 2013 | 6:31PM
YIEN

0 komentar:

Posting Komentar