And my mates are all there trying to calm me down
'Cause I'm shouting your name all over town
I'm swearing if I go there now
I can change her mind, turn it all around
And I know that I'm drunk but I’ll say the words
And she'll listen this time even though they’re slurred
So I, dialed her number and confessed to her
I'm still in love but all I heard
Was nothing (nothing, nothing)
........
(by: The Script - Nothing)
Penggalan lagu ini memberanikan aku mengingatnya tentangnya, tentang dia dan aku, waktu itu. Ia sangat suka lagu ini. Katanya, dengan lagu ini ia merasa seperti bisa menghargai wanita. Anda harus mendengarnya sendiri, saya pun takjub.
Aku seperti wanita yang sangat - sangat dibuat berharga olehnya. Dijamu layaknya istri dalam hidupnya, layaknya sebuah cincin yang menurutnya berharga dan benar - benar langka.
Awalnya aku haus akan canda tawa seorang pria yang benar - benar bisa membuat aku nyaman. Haus akan sebuah kedewasaan yang hampir setiap pria jarang memperlakukan aku seperti ini. Haus akan sebuah luapan tangisan yang biasanya wanita sandarkan di pundaknya. Haus akan kasih sayang seorang pria yang dapat menerima aku dalam keadaan apapun, terkadang ingin dewasa, terkadang ingin seperti anak kecil, dan bahkan terkadang aku menangis di hadapannya. Hanya dia. Hanya dia yang mampu buat aku menjadi wanita seutuhnya.
Tepatnya, hari ini (12 Mei 2013) aku harus kembali ke tempat dimana aku harus melakukan aktivitasku lagi dan meninggalkan sejuta kenangan bersamanya disana, di Kota Jogjakarta yang penuh tawa. Aku hanya bisa meragu dan berharap menunggu disini penuh malu, berharap agar waktu pun menjawab semua doa - doaku dan jadikan ia yang terbaik untukku, untuk hidupku, dan anak - anakku. Dia benar - benar seorang bapak yang baik untuk masa depan anakku, kelak.
Aku tak berkhayal, hanya mengandaikan waktu. Jika ya, aku akan sangat senang dan berterimakasih kepada Tuhan dan waktu yang mengerti akan hatiku. Tetapi, jika tidak, maka aku pun akan tetap mengucap syukur karena tak ada yang perlu disesali dalam sebuah pertemuan, yang ku tahu sebuah pertemuan pasti punya kenangan dan setiap perpisahan memiliki kesan kehidupan.
Harapanku,
Kamu dapat menjaga dirimu baik - baik disana, jaga hubungan ini hingga titik nafas terakhirmu, jika kamu mampu. Tak perlu yang wagu, jalani saja. Aku tak menuntut. Aku hanya ingin hidup yang sederhana dan bahagia seperti yang telah aku katakan padamu beberapa hari yang lalu. Terimakasih untuk lima hari yang sempit dan berharga ini. Aku akan mengenang selalu kamu, di dalam benakku dan setiap mimpiku.
Aku sayang kamu, Jogja. :)
*di sudut kesedihan waktu yang merindu*
SERPONG, 12 MEI 2013 ; 15:00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar