Selasa, 28 Mei 2013

Posted by Unknown | File under :
Lagi.. 
Sekali lagi.. 

Aku harap ini keputusan yang tepat terhadap waktu. Aku tak meminta lebih. Aku hanya ingin tenang.
Benar - benar tenang. 
Sendiri dan terus terang, hanya sendiri. Paham bukan?
Tak ada yang halangi. 
Tak ada yang mampu menghambat mimpiku. Termasuk tekatku. 

Tak munafik, aku sama seperti mereka yang selalu mengejar waktu dan mimpi lima centimeter didepan penglihatannya.
Tetapi...
Bermimpi itu tidak salah, yang salah adalah ketika mimpi itu tidak berani kamu raih dan memberhentikannya sejenak sebelum itu dicoba. Iya, seperti mimpi ini. Mimpi yang sudah terlalu larut kubawa dalam genggaman nadiku. Yang entah sampai kapan akan aku genggam. Entahlah! 

Mulai... 
Jenuh. Penat. Sumpek. Stress. Pusing. 


Iseng aku bertanya, Lalu sampai kapan aku merasakan hal ini terus menerus? 
Jawabnya simple. 
Sekarang, baiknya... 
Aku pergi sementara. Menghilang sejenak dari kehidupan yang nyata, lalu perlahan mencari kejatian nafasku. Rasanya ingin kulukiskan kenangan terindah selama ini diatas kanvas putih, tempat biasa aku merajut benang. Ingin aku rangkai lagi kesalahan rajutanku dari awal hingga menjadi sebuah rajutan dan barang yang menarik lagi. 

Aku butuh semangat. Aku butuh tenang. Aku butuh sosok yang mampu mengatakan bahwa aku masih dibutuhkan. Aku butuh pemikiran jernih sebelum semua mimpi itu nantinya akan aku raih. Aku butuh semua. Semua yang telah lama menelan ludahku secara perlahan. 

Mereka? Jauh. 
Lebih baik, aku bernafas sejenak dari sini untuk bisa melihat mereka tersenyum kembali. Setidaknya, ketika aku kembali semua menjadi lebih baik lagi. 
Termasuk kamu... 

MIMPI-KU! 



*Salam Mimpi* 
Serpong, 29 Mei 2013 | 00: 38
YIEN

Kamis, 23 Mei 2013

Posted by Unknown | File under :
Awalnya aku tidak pernah percaya dengan namanya "Kehidupan" yang orang selalu bilang, ini istimewa. Mananya yang istimewa, menurutku dulu. Ya, tidak semua berkomentar bahwa hidup itu indah, adapun sebagian dari mereka yang merasakan sedikit kekecewaan dengan  yang namanya "Kehidupan". Sama sepertiku sekarang. 

Aku bukan manusia yang selalu kokoh pada pendirian, ya begitulah sebagian mengatakannya kepadaku. 
"Indah itu plin plan orangnya, gak teguh, gak tegas!" 

Balik saja ke topik. 
Aku dulu memiliki pemikiran yang tak sepenuhnya nalar. Semua aku pikir dengan emosi dan pemikiran sesaat. Setelah beranjak menjadi dewasa, pemikiranku berubah tentang yang namanya itu tadi "Kehidupan". 

Ternyata, ini ya yang namanya hidup. Kadang aku pun harus merasakan diatas, kadang aku di bawah, kadang aku sendiri, kadang aku merasakan ramai, kadang aku buta, kadang aku dengan mudahnya melihat, kadang aku tertawa lebar untuk mereka, kadang aku menangis merintih melihat waktu, kadang aku gembira yang begitu bahagia, kadang pun aku harus merasakan terpuruk dan kecewa, kadang aku makan dan kadangpun aku lupa bagaimana rasanya nasi. Tetapi, ya ini hidup. Dan memang harus begini. 

Apapun yang diberikan Tuhan pada hidupku, kapanpun dan dimanapun aku berada. Aku tidak pernah menyesal. Aku selalu merasa puas. Puas dengan kehidupan. Tidak ada yang salah dalam mengenal dunia.
Aku terima dan aku jalani. Aku belajar bersyukur dari sebuah arti kehidupan. Terimakasih waktu, Terimakasih cinta dan Terimakasih Tuhan. :) 


#YIEN
Serpong, 24 Mei 2013 | 02:40 WIB 

Minggu, 19 Mei 2013

Posted by Unknown | File under :
"Pukul saja saya" 
"Hina saja saya"
"Tampar saja saya"

Jika itu membuat Anda menjadi puas. 
LAKUKAN! 


Saya tidak memaksa Anda melakukannya, tetapi jika itu yang terbaik. Lakukan. Daripada saya harus menerima keadaan yang seperti ini. Keadaan yang hampir tiap hari menggerogoti hati saya,perlahan. Hingga rapuh. 

.
..
...

Bosan? Saya juga. Anda kira tidak. Saya bahkan hampir mati karna Anda, diri Anda. Saya boleh bilang ini seperti layang - layang yang menggantung dalam uluran benang. 

Menggantung di benang yang seakan mengambang dialunan arah angin. Arah angin yang tak tentu arahnya dan tujuannya. 

Saya harap Anda tahu. Saya disini kokoh memegang benda ini. Dan sambil menunggu gelap, saya tetap berada disini. Di lapangan yang luas, hijau, ramai dan sendiri. Hanya sendiri.  

Waktunya sore pun saya tetap menunggu sampai angin itu datang. Saya tidak menyerah,kok. Saya tetap ingin terbangkan ini walaupun saya tahu, saya tidak bisa terbangkan layang ini jauh kemana hati dan pikiran saya inginkan. Tapi Anda? Sudahlah, sepertinya saya memang harus menyerah. 

Hari semakin gelap. Matahari yang indah, yang terpancar pagi hari tadi sudah tak menampakkan senyumannya lagi. Kembali. Saatnya saya pulang, pulang kerumah untuk membereskan semuanya. Memperbaiki layang saya yang gagal untuk terbang. Menyimpannya kembali dalam kotak mainan yang sudah saya jaga sekian lama. 

Tujuan saya, jika saya gagal hari ini. Saya akan coba lagi esok hari. Tetapi rupanya, saya sudah mencoba puluhan kali. Saya tidak bakat. Saya yakin. Lebih baik, sekarang saya simpan mainan tradisional ini lalu membuat sebuah mainan baru yang mungkin bisa membantu saya dalam hal "menghibur" diri. 





*SalamAmbigu
YIEN 
Serpong, 19 Mei 2013 





Sabtu, 18 Mei 2013

Posted by Unknown | File under :
Buta tentang kamu.. 
Tak peduli orang berkata apa tentang kamu.. 
Tak peduli orang katakan "dia bukan pria baik" 
Tak peduli orang katakan kamu jahat 
Tak peduli lagi orang katakan yang terburuk sekalipun tentangmu.. 

Yang kutahu, aku bahagia ada di sampingmu.. 
dan kamu .. 

Kamu sempurna. Istimewa dihati. 
Selalu kusimpan disini. 
Tempat dimana hati dan pikiranku 
menyatukan panas dan dingin .. menyatukan langit dan bumi 
menyatukan hati dan waktu 


Terimakasih kamu.. 
Terimakasih untuk cinta, hati, dan waktu. 




Sudut malam minggu yang merindu
*untuk kamu yang  ada dihatiku

YIEN 

Serpong, 19 Mei 2013 ; 1:39 AM

Senin, 13 Mei 2013

Posted by Unknown | File under :
Rabu, 08 Mei 2013 ; 20:30 WIB 

Hari ini, aku tiba di Bandara Jogjakarta, Adi Sucipto. Aku berdiri tepat di depan kfc sambil melihat jam yang ada di handphoneku. Menunggu. Tak lama, ia datang. Menjemputku. Mengantarkanku dari bandara menuju tempat dimana sepupu aku, Lia bekerja. 
Waktu ia datang, penuh dengan senyuman berharga di depanku. Senyumnya memang tak berbohong pada mataku, ia manis. 
"Ayo, kita pulang" ucapnya tersenyum padaku. 
Kemudian ia membawa tas koperku menuju parkiran. Bahagia saat bisa duduk berdua dengannya sambil merajut malu. Tertawa, cerita, bahagia rasanya. Entah, aku bingung waktu itu. Ada apa dengan hatiku. Entahlah. Yang jelas, ini sudah LUNAS ucapku dalam hati. 
Berbincang sedikit dengan sang malam bersamanya, kemudian sampailah kami di kedai tempat sepupu ku bekerja. Istirahat, bercerita, celoteh masa lalu, dan kemudian pergi lagi. Kami berdua bermain - main bersama :) 


Kamis, 09 Mei 2013

Hari ini waktunya aku meliput berbagai keindahan kerajinan tangan khas Jogjakarta. Seperti schedule yang telah aku rangkai waktu aku diserpong. Nyatanya, sebenarnya kali ini aku harus liburan untuk sementara waktu karena jenuh dengan pergelutan kuliah yang begitu kaku, tetapi harapanku tak seindah aku mengharap bulan datang.. Aku harus menjalankan tugasku untuk memberikan beberapa berita penting tentang Jogjakarta khususnya kerajinan tangan khas  Jogjakarta. 

Aku bangun pagi pukul 09:00 (tapi menurutku pagi, karena aku tak biasa bangun jam segini di waktu liburku). Bergegas aku mandi, lalu berpakaian layaknya seorang jurnalis yang siap bertempur bertemu para narasumber yang luar biasa disana. Aku pergi berdua, waktu itu. Bersama sepupuku menggunakan scooter matic yang berbody kecil, hitam, dan cute (menurutnya). Kami melawan terik matahari siang itu, berdua sambil berceloteh tentang waktu dan memberanikan diri menerobos keindahan Jogjakarta hingga tiba di Bantul. Cukup jauh. "Dua wanita perkasa" ucapnya. 

Pertama, aku dibawa ke tempat bulik ku untuk meminta Mas Ata (anaknya) untuk mengantarkanku pergi meliput sebagian dari hasil kerajinan yang ada disana. Aku menemukan khas asli Jogja ya dari sini. Dan aku baru menyadari, ternyata Indonesia benar - benar kaya. Kaya akan semua pengalaman kehidupan dan seni tentunya. 

Kerajinan perak, kerajinan tas kulit telah ku raih siang ini bersama mas Ata dan sepupuku. BERHASIL! Lalu pulang ke rumah bulik ku dan bercerita bersama tentang kehidupan yang sederhana. Simple. Dia hanya hidup dibatasi dengan sebuah toko kecil yang ramai akan pengunjung. Di lengkapi dengan sebuah perabotan rumah tangga yang sudah lama tinggal bersamanya. Kira - kira itu sudah puluhan tahun. Di warung kecilnya itu berisi satu kasur dan satu televisi untuk menemani mereka menghibur diri disela - sela kejenuhan waktu. Memang benar. Ini Indonesia. Tak ada yang meng-Indonesia selain ini. 

Pamit pulang. Lalu pergi meninggalkan bulik dan mas Ata. Sedih. Tetapi, masih banyak tugas lain, jadi tak apalah. Suatu hari nanti, aku pasti akan bertemu dengan orang hebat ini. 
Sepulang dari sana, aku mampir ke tempat pembuatan patung yang terkenal di daerah Kasongan, Bantul, Jogjakarta. Meliput sebentar, lalu putar arah menuju kota Jogjakarta untuk pergi ke gereja karena hari ini adalah Hari Kenaikan Yesus Kristus. 

Pukul 18:00 WIB kami sudah siap untuk pergi gereja. Nyatanya kami pun telat, karena salah satu dari kami pun ada yang telat menjemput tetapi its not problem. Aku, dia, sepupu dan gebetan barunya (katanya). Tidak duduk. Berdiri. Menunggu waktu. Bertahan. Menahan dinginya malam yang mulai menggigit pori - poriku secara perlahan. Terkadang aku didekap oleh pelukannya yang hangat. Suasana yang tidak bisa kulupakan saat bersamanya.

Pulang gereja, kami melanjutkan untuk makan malam di sebuah kedai yang berisi khas "Babi". Makan bersama berjalan biasa. Lalu, pulang dan kami berpencar. Aku di temani oleh dia mengerjakan tugas deadlineku, sedangkan mereka berdua pergi menikmati indahnya malam itu, berdua. Benar - benar berdua.


Jumat, 10 Mei 2013 

Hari ini, sepupuku tidak bisa mengantarkan aku berlibur karena ia harus mengikuti panitia acara IT di kampusnya. Yasudah, apa boleh buat? Aku ditemani olehnya keliling Jogjakarta. Melelahkan. Kami berdua ke Taman Sari, Keliling Jogja, dan kemudian terhenti disebuah rumah makan "Kedai Coda" untuk beristirahat sejenak dan berceloteh tentang hubungan kami yang begitu unik. Agak wagu, tapi itu lucu. 

Setelah itu, kami berdua pulang. Hari sudah semakin sore, sesuai jadwal scheduleku, aku akan pergi ke Wates kemudian ke tempat simbahku tercinta, tetapi nyatanya waktu tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Sepupuku yang akan mengantarkanku pun molor hingga 3 jam dari schedule awal. Oke, aku memutuskan untuk tidak menginap di tempat simbahku *padahal sudah dua tahun tidak bertemu :( 

Mau tidak mau. Aku mengikuti jadwal yang terancang cukup berantakan ini. Aku pergi dari Jogja pukul 18:00 WIB. Lagi dan lagi kami berdua menempuh perjalanan yang cukup jauh. Anda tahu? Saya yang mengendarai scooter matic dia sampai ke wates dengan keadaan ngantuk TOTAL! Bayangkan saja. Sampai di wates, aku bertemu Mas'ku dulu. Istirahat. Makan. Lanjut ke tempat bude. Kira - kira waktu itu pukul 23:00 WIB. Tanpa mandi, tanpa cuci muka, tanpa ganti baju aku langsung memejamkan mataku tanpa peduli lingkungan sekitarku. Aku terlelap dan benar - benar lupa apa yang terjadi, yang kutahu. Aku lelah. 


Sabtu, 11 Mei 2013 

Hari ini aku bangun pagi pukul 10:00 WIB dan kelabakan. Aku harus ke tempat nenekku hari ini dan membelikan beberapa oleh - oleh untuk teman - teman dan kerabatku disini, gading serpong. Lagi - lagi waktuku terbagi - bagi. Aku menuju rumah nenekku pukul 12:00 WIB dan tiba disana pukul 13:10 WIB. 

Wanita dengan jarik dan baju seadanya itu sedang berjalan menuju jalan aspal depan rumahnya, masih seperti wajah yang biasanya. Ia tak berubah. Tak berubah sedikitpun. Aku merindukan senyumnya dan celotehannya. Ia merangkulku dan memelukku seketika aku datang. Ia meneteskan air matanya untuk kesekian kali dan mengatakan "aku ki nunggu koe,nduk" 

Berbincang sejenak dengannya, aku menjelaskan mengapa aku tidak bisa menginap lalu ia berekspresi begitu kaget dan panic. Ia mencoba mengerti tentang waktuku dan usahaku. Getun. Ya, bagaimana tidak? Waktuku bertemu dengannya hanya dibalas dengan 2 jam setelah 2 tahun tidak pernah bertemu. Waktu begitu kejam. 

Dua jam pun telah berlalu, aku pamit pergi meninggalkannya. Seorang diri. Ya, dia memang tinggal sendiri di rumah itu. Wanita pemberani, tangguh, pribadi yang kokoh, kuat, bertanggungjawab, jujur dan setia. Senyumnya yang masih bisa aku kenang hingga kini, senyuman lepasnya ketika ia bisa menjadikan semua anak-anaknya seorang yang sukses akan kehidupan.

"Tuhan, kau maha baik dapat menciptakan manusia yang sempurna seperti simbah. Jaga dia baik-baik disana, Tuhan. Berilah usia yang panjang hingga ia masih tetap bertahan untuk kami, para cucunya, para anaknya, dan keluarganya. Berilah ia kesehatan, keselamatan, dan rejeki yang cukup" doaku dalam hati saat aku menuju perjalanan Jogjakarta. 

Ia menangis. Benar - benar menangis saat ia melepaskan aku pergi. Ia sungguh mengeluarkan air matanya hanya untukku. Menggengam tanganku erat. Dan memelukku kencang. Hingga kini, aku masih bisa merasakannya. Pelukan dan baunya pun khas. Aku sayang simbah. 

--Pliss, gak mau banget nulis gini jadi galau sendiri-- 

Lanjut.. 
Aku kemudian mengendarai scooter matic milik sepupuku lagi menuju Jogjakarta. Tiba malam hari. Jalan sebentar. Membeli makan. Bungkus. Lalu, sepupuku ingin bekerja maka ia mengijinkan aku untuk bermain bersama "dia" malam ini. Aku tak kemana - kemana. Aku hanya berceloteh tentang waktu (lagi) dan bercanda gurau bersamanya sambil menunggu waktu untuk memanggilku pulang kembali ke gading serpong. Malam itu, malam minggu. Dan itulah malam terakhirku berada disana. 

Hingga larut kami bercanda dan mengukir keindahan hati kami masing - masing. Kami mungkin sedang di mabuk asmara. 


Minggu, 12 Mei 2013 

Pagi hari, pukul 05:00 WIB. Ia membangunkanku dari tempat tidurnya, sepertinya aku semalam menginap disana karena terlalu capek hingga aku tertidur pulas di kasur kesayangannya itu. Bukan hal yang wagu lagi bagiku. Karena sepupuku pun mengerti akan keadaanku. Aku lelah. 

"Bangun,ndah" 
"Hoam... sekarang jam berapa?" 
"06:20. Jadi Sunmor (Sunday Morning)?" ucapnya sambil mengusap - usap kening dan rambutku. Seperti membangunkanku dengan kata - kata lembut dan halus. 

Tak lama, aku bangun lalu mencuci mukaku. Bersiap. Karena hari ini adalah hari terakhirku disana. Aku menghubungi sepupuku, ternyata ia juga baru saja bangun, ia tertidur di kedai tempat ia bekerja. Aku bertemu dengannya disana, lalu kami bertiga pergi sebentar untuk Sunday Morning di arah UGM. Melihat banyak orang berlalu lalang, berjualan, memasarkan apa yang mereka jual dengan harga yang cukup terjangkau. Aneka makanan, dagangan seperti baju, accessories, minuman, hingga peralatan handphone sekalipun ada. Lengkap. Benar - benar lengkap. 

Tak lama disana, kami pulang. Sarapan disebuah warung kecil belakang kampus UPN dan menunggu waktu. Setelah selesai, kami bertiga pulang ke kos sepupuku untuk mandi dan bersiap - siap. Setelah semua beres. Mereka berdua menghantarkanku ke Bandara dan aku meninggalkan mereka berdua, keluarga, simbah dan semua kenangan indah nan manis bersama mereka semua. 

Terimakasih waktu. 
Terimakasih cinta. 
Terimakasih kesempatan. 
Terimakasih kehidupan. 
Terimakasih nafas. 
dan... 
Terimakasih TUHAN YESUS :) 




Di Taman Sari... Bersama dengan adik - adik hebat :) 


Aku dan Dia di salah satu sudut Taman Sari...


 Aku dikeheningan kamarnya...  
Candid by Jack Indraly. Wow! 

 He is mine -- Candid. 


 Simbahku yang sempurna...

Tempat hasil industri perak, Bantul -- Liputan Berita. 





Tempat kerajinan kulit , Bantul.













Tempat kerajinan patung dari keramik, Kasongan. 


*mengenang malam Jogja* 
YIEN 
Serpong, 14 Mei 2013 ; 14:06 WIB 



Posted by Unknown | File under :
Saya mengibaratkannya seperti sebuah "waktu" yang bergelut di dalam detik. Mungkin bagi sebagian orang, waktu itu hanya sebuah detik yang kurang berarti dan bagi sebagian orang lainnya, waktu adalah hal yang terpenting dan menghasilkan. 

Bagi saya sendiri dan mungkin sebagian dari anda, waktu adalah sebuah proses dimana segala sesuatunya akan diuji dan dijadikan sebuah sejarah dalam proses kehidupan yang nantinya akan diwujudkan dalam sebuah kebahagiaan kekal, jika kita bertahan. 

Tak ada yang mungkin, ketika kita bicara tentang waktu dan hati. Antara waktu dan hati sama - sama memiliki arti. Dimana waktu yang akan menjawab dan hati yang akan bersabar menunggu. Layaknya saya dalam keadaan ini. Dalam keadaan rapuh sekalipun, saya hanya ingat satu kata dari Anda malam itu.

"Kamu percaya waktu bukan?" ucapnya sambil mengelus rambut saya. Saya pun hanya dapat  mengangguk dengan sedikit tetesan air mata yang membendung di pipi temben saya. 
"Kalau kamu percaya, lantas apa yang masih buat kamu ragu?" 

...

Cuma Anda dan waktu yang dapat menjawabnya.. 




LDR-Time-Heart
YIEN 
Serpong, 13 Mei 2013 ; 14:00 WIB

Minggu, 12 Mei 2013

Posted by Unknown | File under :

And my mates are all there trying to calm me down
'Cause I'm shouting your name all over town
I'm swearing if I go there now
I can change her mind, turn it all around


And I know that I'm drunk but I’ll say the words
And she'll listen this time even though they’re slurred
So I, dialed her number and confessed to her
I'm still in love but all I heard
Was nothing (nothing, nothing)
........

(by: The Script - Nothing) 

Penggalan lagu ini memberanikan aku mengingatnya tentangnya, tentang dia dan aku, waktu itu. Ia sangat suka lagu ini. Katanya, dengan lagu ini ia merasa seperti bisa menghargai wanita. Anda harus mendengarnya sendiri, saya pun takjub. 

Aku seperti wanita yang sangat - sangat dibuat berharga olehnya. Dijamu layaknya istri dalam hidupnya, layaknya sebuah cincin yang menurutnya berharga dan benar - benar langka. 

Awalnya aku haus akan canda tawa seorang pria yang benar - benar bisa membuat aku nyaman. Haus akan sebuah kedewasaan yang hampir setiap pria jarang memperlakukan aku seperti ini. Haus akan sebuah luapan tangisan yang biasanya wanita sandarkan di pundaknya. Haus akan kasih sayang seorang pria yang dapat menerima aku dalam keadaan apapun, terkadang ingin dewasa, terkadang ingin seperti anak kecil, dan bahkan terkadang aku menangis di hadapannya. Hanya dia. Hanya dia yang mampu buat aku menjadi wanita seutuhnya. 

Tepatnya, hari ini (12 Mei 2013) aku harus kembali ke tempat dimana aku harus melakukan aktivitasku lagi dan meninggalkan sejuta kenangan bersamanya disana, di Kota Jogjakarta yang penuh tawa. Aku hanya bisa meragu dan berharap menunggu disini penuh malu, berharap agar waktu pun menjawab semua doa - doaku dan jadikan ia yang terbaik untukku, untuk hidupku, dan anak - anakku. Dia benar - benar seorang bapak yang baik untuk masa depan anakku, kelak. 

Aku tak berkhayal, hanya mengandaikan waktu. Jika ya, aku akan sangat senang dan berterimakasih kepada Tuhan dan waktu yang mengerti akan hatiku. Tetapi, jika tidak, maka aku pun akan tetap mengucap syukur karena tak ada yang perlu disesali dalam sebuah pertemuan, yang ku tahu sebuah pertemuan pasti punya kenangan dan setiap perpisahan memiliki kesan kehidupan. 

Harapanku, 
Kamu dapat menjaga dirimu baik - baik disana, jaga hubungan ini hingga titik nafas terakhirmu, jika kamu mampu. Tak perlu yang wagu, jalani saja. Aku tak menuntut. Aku hanya ingin hidup yang sederhana dan bahagia seperti yang telah aku katakan padamu beberapa hari yang lalu. Terimakasih untuk lima hari yang sempit dan berharga ini. Aku akan mengenang selalu kamu, di dalam benakku dan setiap mimpiku. 

Aku sayang kamu, Jogja. :) 



*di sudut kesedihan waktu yang merindu* 
SERPONG, 12 MEI 2013 ; 15:00 WIB 

Kamis, 02 Mei 2013

Posted by Unknown | File under :
Kembali larut dalam alunan melodi khas Jogjakarta, malam ini. 
Ku ukir kembali dalam memori benakku 
tentang beberapa waktu silam 
bersama kamu, Jogja. 

Dan mimpi indah sudah berhasilku raih, menepati janji pertamaku. 
Aku akan ke kamu untuk beberapa waktu dan melirik
bagaimana parasmu sekarang? 

Jangan khawatir, Jogja! 
Disini, sudah ku rangkai benang panjang yang akan
 menunjukkan kemana langkah ini 'kan ku tapaki
bersamamu, malam itu.

Tak sabar lagi ku menunggu detik berlari. 
Menunggu sang mentari cepat bersinar tuk menampakkan 
parasnya yang cerah dan menyilaukan.
Menunggu sang bulan menutup hari untuk mengistirahatkan 
sang bumi yang bulat. 


Menunggu...



Ya.
Kamu, tunggu aku Jogjakarta..











*menghitung detik*
YIEN